Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TUGAS 3.1.a.8. KONEKSI ANTARMATERI - MODUL 3.1

 

TUGAS 3.1.a.8. KONEKSI ANTARMATERI - MODUL 3.1

 

 

 

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

 

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

 

Bob Talbert

 




Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Trilogi kepemimpinan sangat popular dilingkungan pendidikan di Indonesia. Trilogi kepemimpinan ini meliputi Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan memberi contoh, di tengah memberikan dorongan dan di belakang selalu menyemangati (Tim Dosen Ketamansiswaan, 2014: 43). Dari kutipan diatas jelas bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajar haruslah menerapkan sungtulodo atau teladan yang baik, mangun karso atau memberi dorongan dan handayani atau memberi semangat.

Sebagai pemimpin pembelajar di sekolah tentunya kita harus menerapkan trilogy yang pertama yaitu “ingarso sungtulodo”. Pada implementasinya sebagai seorang pemimpin haruslah menggambarkan sosok teladan yang baik bagi orang-orang yang mengikutinya baik kepada guru, karyawan ataupun murid-muridnya. Untuk menjadi teladan yang baik maka harus baik pula pemimpin tersebut dalam menerapkan setiap nilai-nilai kebijakan yang dianut oleh sekolah.

Trilogi kedua yaitu “ing madya mangun karso”, hal ini berarti bahwa seorang pemimpin jika di tengah – tengah pengikutnya harus mampu memberikan motivasi agar semua bisa mempersatukan semua gerak dan perilaku secara serentak untuk mencapai tujuan Bersama, oleh karena itu kebijaksanaan dalam memilih setiap keputusan akan menggambil peranan penting untuk menggerakkan semua roda dalam instansi atau sekolahan. Untuk bisa memotivasi seorang pemimpin juga harus mendengar setiap aspirasi pengikutnya.

Trilogi ketiga yaitu “tutwuri handayani” yang mana berarti bahwa pemimpin harus sanggup memberi kemerdekaan kepada para pengikutnya dengan perhatian sepenuhnya untuk memberikan petunjuk dan pengarahan jika kemerdekaan yang diberikan akan membahayakan dari para anggota. Dalam kaitanya ini pemilihan keputusan hendaknya harus selalu melihat dari berbagai sudut pandang dan tidak karena kehendak pribadi supaya kesepakatan bersama tetap terjalin dan kemerdekaan pun akan terwujud.

 

 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Sebagai kepala sekolah, nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita dapat sangat mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai yang kita pegang erat dapat memengaruhi cara kita melihat dan memahami situasi yang dihadapi, serta cara kita merespons dan mengambil keputusan.

 

Misalnya, jika kita memiliki nilai-nilai seperti keadilan, kesetaraan, dan integritas, maka kita mungkin akan cenderung mengambil keputusan yang adil dan transparan, serta mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat. Kita akan memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya menguntungkan pihak tertentu saja, tetapi juga memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat.

 

Di sisi lain, jika kita memiliki nilai-nilai yang lebih fokus pada kepentingan pribadi atau keuntungan, maka keputusan yang diambil mungkin lebih cenderung didasarkan pada hal-hal seperti efisiensi atau produktivitas, tanpa mempertimbangkan dampaknya pada orang lain.

 

Oleh karena itu, sebagai kepala sekolah, sangat penting untuk memiliki kesadaran yang kuat tentang nilai-nilai kita dan bagaimana nilai-nilai ini dapat memengaruhi cara kita mengambil keputusan. Dengan mempertimbangkan nilai-nilai ini, kita dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada prinsip-prinsip yang positif dan konstruktif, serta memberikan kontribusi yang positif dalam membentuk budaya sekolah yang sehat dan memberikan pengaruh yang baik bagi seluruh staf, siswa, dan lingkungan sekitarnya.

 

 

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pembimbingan yang dilakukan oleh pendamping atau fasilisator telah memberikan manfaat besar bagi saya dalam mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Saya belajar untuk mempertimbangkan apakah keputusan tersebut berpihak kepada murid, sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, bermanfaat untuk banyak orang, dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

Sebagai seorang pendidik, saya menyadari betapa pentingnya untuk memahami kebutuhan belajar, kondisi sosial, dan emosional dari murid saya. Saya juga menyadari bahwa murid saya harus belajar untuk menyelesaikan permasalahan mereka sendiri. Oleh karena itu, saya menggunakan pendekatan coaching dalam mengajar, sehingga saya dapat membantu murid saya menemukan potensi yang tersembunyi dalam diri mereka dan menyelesaikan masalah mereka sendiri.

 

Keterampilan coaching sangat penting dalam pengambilan keputusan yang baik. Saya menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang tepat untuk memprediksi hasil dan mempertimbangkan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Dengan menggunakan pendekatan coaching, saya dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi peserta didik.

 

Sesi coaching membantu saya sebagai guru untuk memaksimalkan potensi murid saya dan memecahkan permasalahan sebagai pemimpin pembelajaran. Ketika saya dihadapkan pada suatu dilema etika, saya dapat mengidentifikasi masalah tersebut dengan teknik coaching dan menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.

 

Dengan menggunakan pendekatan coaching dalam pengambilan keputusan, saya yakin bahwa saya dapat memberikan dampak positif bagi murid saya dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi mereka.

 

 

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus dapat memahami kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh muridnya. Selain itu, guru juga harus mampu mengelola aspek sosial dan emosional dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Agar keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan, dibutuhkan kemampuan dalam mengelola aspek sosial dan emosional seperti kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial. Dalam proses pengambilan keputusan, penting untuk dilakukan dengan kesadaran penuh, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta menghindari kesalahan yang dapat terjadi. Meskipun tidak semua kepentingan dapat terakomodasi dalam sebuah keputusan, namun tujuan utamanya tetap pada kepentingan dan keberpihakan pada murid sebagai peserta didik.

 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 

Sebagai pemimpin dalam dunia pendidikan, seorang guru harus memiliki kemampuan untuk melihat setiap permasalahan yang dihadapi muridnya dan mampu membedakan apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Dengan memegang teguh nilai-nilai seperti inovasi, kolaborasi, mandiri, dan refleksi, seorang guru dapat membimbing muridnya untuk mengenali potensi yang dimiliki dan mengatasi permasalahan dengan cara yang tepat. Nilai-nilai yang dianut oleh seorang guru menjadi pondasi utama dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, yaitu melakukan hal yang baik untuk kepentingan banyak orang, memegang teguh prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diyakini, serta melakukan tindakan yang diharapkan dari orang lain kepada diri kita sendiri. Seorang guru yang bertanggung jawab dapat mengambil keputusan melalui pertimbangan dan langkah pengujian yang matang, sehingga tercipta lingkungan pembelajaran yang kondusif dan memberikan manfaat bagi peserta didik.

 

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebagai pemimpin pembelajaran, sering kali kita dihadapkan pada situasi sulit yang memerlukan pengambilan keputusan. Kendala-kendala seperti peraturan yang bertentangan, lingkungan yang tidak mendukung, atau bahkan perbedaan pandangan dapat membuat proses pengambilan keputusan semakin rumit. Namun, sebagai seorang pemimpin, kita harus dapat mengenali situasi yang dihadapi, apakah itu dilema etika atau bujukan moral. Setelah memahami situasi tersebut, kita dapat menggunakan prinsip-prinsip nilai inovatif, kolaboratif, mandiri, dan reflektif sebagai landasan dalam pengambilan keputusan. Kita juga harus meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat dan bertanggung jawab, serta memperhatikan kepentingan dan keberpihakan pada anak didik. Selain itu, proses pengambilan keputusan yang baik dan benar juga memerlukan analisis yang cermat melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dengan cara ini, keputusan yang diambil dapat mengakomodasi semua kepentingan pihak yang terlibat dan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

 

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Saya percaya bahwa keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran dapat memiliki dampak yang signifikan pada kemerdekaan belajar murid. Ketika seorang pemimpin pembelajaran membuat keputusan tentang metode, media, atau sistem penilaian yang sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal tersebut dapat membantu memerdekakan murid dalam belajar dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun, keputusan yang tidak memihak kepada murid dapat menghambat kemerdekaan belajar dan membatasi kemampuan mereka untuk berkembang.

 

Apabila terdapat masalah yang melibatkan pihak lain, seperti guru atau karyawan, saya akan mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil. Saya akan berusaha menyesuaikan keputusan tersebut dengan lingkungan dan memastikan bahwa keputusan tersebut berpihak pada kemerdekaan belajar murid serta dapat mendukung perkembangan mereka dengan potensi dan kodrat yang dimiliki.

 

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang kita ambil sebagai pemimpin pembelajaran tentunya harus memerdekakan murid-murid kita. Keputusan seorang guru dalam proses pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan tuntunan yang bisa mengarahkan siswa pada pengembangan potensi, kebebasan berpendapat dan kebebasan mengekspresikan diri dalam proses pembelajaran sehingga mereka mendapatkan kebebasan belajarnya.

Dan pemberian metode pembelajaran dengan konsep berdiferensiasi menurut saya akan menampung seluruh minat dan bakat anat untuk belajar sesuai dengan kodrat serta kesiapan belajar mereka.

 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, setiap keputusan yang diambil akan memberikan dampak pada murid baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Keputusan tersebut akan menjadi contoh bagi murid tentang cara mereka berpikir dan bertindak di masyarakat di masa depan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan harus dilakukan dengan tepat, benar, dan bijak melalui analisis yang mendalam dan pengujian dengan menggunakan lima kriteria yaitu uji legal, uji regulasi, uji institusi, uji publikasi, dan uji panutan atau idola.

 

Melalui pengujian tersebut, keputusan yang diambil akan menjadi akurat dan teruji sehingga tidak menyesatkan murid-murid. Hal ini juga dapat menjadi dasar untuk membentuk role model yang baik bagi murid dalam mengambil keputusan yang tepat di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin pembelajaran untuk mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan yang diambil dan melakukan pengujian dengan cermat agar dapat mencapai hasil yang terbaik bagi murid dan lingkungan belajar.

 

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Saya menyimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan kompetensi yang penting bagi seorang guru sebagai pendidik. Keputusan yang diambil harus didasarkan pada filosofi Ki Hajar Dewantara dan mempertimbangkan dampaknya terhadap pola pikir dan karakter murid. Untuk menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi banyak orang, aman, nyaman, dan dapat dipertanggungjawabkan, harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA. Panduan sembilan langkah pengambilan keputusan dan pengujian harus digunakan agar keputusan yang diambil selalu berpihak kepada murid.

 

Sebagai institusi yang memberikan pelayanan dan pembentukan karakter, sekolah memiliki banyak kebijakan yang mewarnai pengambilan keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus mengambil keputusan dengan bijak dan memprioritaskan nilai-nilai kebajikan yang telah disepakati di kelas. Keputusan yang diambil harus mewujudkan budaya positif dan menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman bagi murid.

 

Guru memiliki tanggung jawab untuk membimbing murid menjadi insan yang cerdas dan berkarakter, sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Dalam mengawal impian ini, ada banyak permasalahan dilema etika dan bujukan moral yang harus diatasi. Untuk itu, panduan sembilan langkah dalam pengambilan keputusan dan pengujian harus diterapkan agar keputusan yang diambil selalu berpihak kepada murid untuk terwujudnya merdeka belajar. Salah satu bentuk merdeka belajar adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi agar kebutuhan murid dapat terpenuhi sesuai dengan bakat, minat, dan gaya belajarnya.

 

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

pengambilan keputusan tidak hanya berdasarkan pemikiran dan pertimbangan semata, tetapi juga memerlukan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian agar keputusan yang diambil dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Selain itu, keberanian dalam mengambil keputusan juga menjadi faktor penting dalam memutuskan suatu hal. Namun, keberanian ini juga harus disertai dengan pertimbangan dan pemikiran yang matang, serta memperhatikan konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dengan demikian, pengambilan keputusan yang tepat dan bijak dapat membawa dampak positif dan memberikan manfaat bagi banyak orang.

Saya bersyukur dapat mengikuti program ini, sehingga saya tahu bagaimana Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan khususnya untuk kasus dilemma etika

 

 

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil  keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan hanya sebatas pada pemikiran didukung dengan beberapa pertimbangan. Saya sudah merasa aman bila keputusan yang saya ambil sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan banyak orang. Dengan belajar modul ini saya menjadi lebih kaya akan pengetahuan bahkan telah mempraktikkan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang tak lepas dari paradigma dan prinsip-prinsip yang ada.

 

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Konsep yang sudah saya pelajari di modul ini memberikan dampak yang besar bagi pola pikir saya. Sebelumnya saya berpikir bahwa pengambilan keputusan yang telah didasarkan regulasi dan sosial saja sudah cukup, ternyata banyak hal yang menjadi dasar. Dalam konteks ini terdapat 4 paradigma dilemma etika yaitu: individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah. Saya berencana akan mengimplementasikan landasan tersebut dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi.  Dengan landasan dalam pengambilan keputusan tersebut, saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil akan tepat dan lebih akurat dengan selalu berpihak pada murid.

 

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Materi pada modul 3.1 bagi saya sangat penting dan bermakna, karena dimanapun dan sebagai apa peran kita pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk mengambil keputusan. Dari keputusan tersebut akan dihasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka seorang guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan. Sebagai landasan dalam pengambilan keputusan tersebut tentunya mengacu pada 9 langkah 4 paradigma dan  3 prinsip. Selain itu keputusan diambil melalui tiga uji yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).

Posting Komentar untuk " TUGAS 3.1.a.8. KONEKSI ANTARMATERI - MODUL 3.1"